Selamat Idul Fitri 1429 H, Mohon maafkan...

Lain Kota Lain Budaya TIDUR SIANG

Sejak kecil aku mengenal yang namanya tidur siang. Dulu aku pikir itu hanya kebiasaan dikeluargaku.
Sekarang buatku tidur siang itu sudah bukan lagi keharusan, waktu tidurku sekarang tidak pernah teratur lagi, bisa dimulai pagi, siang, ataupun sore, tergantung aku bisa tidur dan ada waktunya kapan.

kemarin siang sekitar jam 2 aku butuh banget beli pulsa, karena lagi butuh
buat buka net, sementara pulsa tinggal 300 perak. Sebenarnya aku sudah ragu
ada gk ya toko pulsa buka jam segini.

Sejak aku pindah dari kampung halamanku (Tarik) ke rumah (Buduran) masih tetap di Kabupaten Sidoarjo, aku mulai sadar kalo tidur siang itu bukan cuma kebiasaan dirumah orang tuaku dulu, tapi lebih pada kebiasaan orang Sidoarjo. Sebelumnya aku pikir karena daerah Buduran ini lebih berdekatan dengan kotanya Sidoarjo, maka orang2nya akan lebih bersaing dalam mencari nafkah lewat tokonya. Ternyata sama aja, disini jam 11 siang sampai jam 3 sore merupakan waktu yang susah buat sekedar mencari toko yang masih buka, karena rata2 pada tutup, mungkin PADA TIDUR SIANG itu.

Beda banget dengan waktu dulu kost di Surabaya yang sebenarnya berbatasan dengan Sidoarjo. Di jam segitu rata2 yang namanya toko ya masih buka magrong2, jarang2 yang pake acara tutup TIDUR SIANG segala, bahkan ada yang masih buka sampai jam 2 pagi.

Dalam hati aku bicara dengan diriku sendiri, "makanya Zack, di Sidoarjo kalo butuh apa2 harus nyari waktu yang tepat, yakni sebelum jam 11 siang atau sesudah jam 3 sore". Kalo kamunya masih maksa jam segitu, jadinya ya seperti siang itu, muter2, nyampai kotanya baru dapet toko Pulsa yang masih buka.
Hmmm, Padahal sepanjang perjalanan kesana ada mungkin 10-an toko pulsa, tapi ya itu pada tutup.. TIDUR SIANG Kaleee.

Susahnya Menjadi Majikan

Dari dulu aku ya cuma seorang karyawan, buruh atau babu. Kali kalinya jadi majikan ya ketika aku lagi ngerenov rumah. Seperti saat ini aku lagi benerin teras rumah dan majukan tembok depan rumah.

Selama ini ketika cangkrukan sama temen2, isinya paling2 "ngerasani" kebijakan2 kantor ataupun manajemen yang dirasa tidak adil. Saat ini aku merasakan ternyata menjadi Majikan itu gk semudah dan segampang menjadi karyawan atau babu. Sebagai karyawan atau babu qta cuma menuruti apa mau manajemen, melakukan tugas yang udah diberikan, beres deh. Tapi sebagai majikan...

5 hari ini aku nungguin kerjaan 1 tukang bangunan dan 2 kulinya. Ternyata, banyak menyita waktu, pikiran dan bener2 makan hati. Gimana gk makan hati melihat kerjaan mereka yg lelet, gk cekatan blas. udah gitu kerjaannya gk rapi lagi, selalu saja setiap aku cek kerjaannya ada aja yang meleset, panjang yang gk sama lah, sudut2 yang gk siku, dll.

huh... sudah diawasi aja masih banyak yang salah, gimana jadinya kalau ditinggal.

Tadi karena capek aku tinggal tidur. aku pikir masak masang gt aja salah. eh tahunya stlh satu setengah jam mereka kerja, istriku bangunin aku, "a, kayanya tukangnya bingung tuh'. akhirnya aku bangun dan melihat satu setengah jam kerjaan mereka. Hah ternyata cuma masang 3 bata bo', "ada apa pak?" tanyaku, "ini mas dipasangnya gimana?". ya Alloh kan udah ada gambarnya...... setelah aku kasih tahu solusinya gini3x. akhirnya aku tinggal tidur lagi. Baru setengan jam, istriku bangunin aku lagi, "a, kok gitu aneh gitu tiangnya?" terpaksa aku bangun lagi dan melihat, "wah3 salah pak harusnya udah sampai situ terus belok tiangnya" ampun deh aku kemarin2 jelasin soal tiang itu ada mungkin 3 kali, masih juga salah. istriku aja yang tak jelasin sekilas ngerti ini TUKANG BANGUNAN katanya kok ya letoi banget.

Akhirnya aku putuskan gk tidur lagi ngawasin terus sepanjang hari. Sorenya setelah mereka pulang tak lihat2x lagi kerjaan mereka hari ini. Ampun deh, ternyata masang besinya yang waktu aku tinggal tidur lagi tadi, mbeleset 2,5 cm jadi terlihat miring.

Bener2 deh ternyata punya pegawai yang 'gk cerdas' itu bikin stresssssss....